WISATA BELANJA


AKSESORIS DAN HIASAN 

Jual Aneka aksesoris gantungan kunci, gantungan Hp, hiasan dinding khas Topeng Cirebon baik untuk hiasan, cendramata, atau kado.
Harga:
- Gantungan kunci kecil  @ Rp. 5000,- per biji untuk semua jenis patung topeng
- Gantungan kunci besar @ Rp. 7000,- per biji untuk  semua jenis patung topeng
- Hiasan dinding              @ Rp. 50.000,- Per biji untuksemua jenis patung topeng








  








Menerima pesanan dan harga belum termasuk ongkos kirim untuk luar daerah 
Pemesanan : Hub: Suyono 087829575794

Trasi

Cirebon berasal dari kata Ci yang artinya air dan Rebon yang artinya anakan udang, jadi cirebon berasal dari kata air udang dan disebut kota udang. Dahulu kala menurut catatan sejarah  cirebon merupakan penghasil anakan udang atau rebon yang terbesar dipulau jawa sehingga cirebon dinamakan kota udang, karena sebagian besar penduduknya khususnya diwilayah pesisir pantai cirebon, menggantungkan hidup dari laut, yakni mencari Rebon ( anakan udang ) untuk dibikin terasi. Disamping mencari hasil- hasil laut lainnya seperti : udang, ikan, kerang dan sebagainya.

Rebon ( anakan udang ) dahulu banyak terdapat diwilayah perairan laut cirebon  karena struktur laut cirebon yang dangkal menyerupai teluk sehingga banyak dihuni  binatang atau hewan laut yang berukuran kecil, tidak seperti di  laut yang relatif lebih dalam seperti samudra.  Karena laut cirebon diapit oleh dua daratan yakni jongor indramayu dan jongor losari,sehingga laut cirebon lebih tepat disebut teluk dan banyak dihuni hewan atau biota laut kecil seperti rebon dan sebagainya.

Terasi sudah ada sejak jaman dahulu kala di Cirebon, karena menurut catatan sejarah cirebon, leluhurnya yang bernama prabu kiang santang atau biasa disebut dengan mbah kuwu cirebon anak dari kerajaan pajajaran prabu siliwangi, salah satu aktifitas mata pencahariannya  adalah mencari rebon ( anakan udang ) untuk dibikin terasi ,dengan alat yang disebut sudu atau waring, yakni sejenis jala dengan diameter ukuran kecil pada lubangnya. Sehingga terasi merupakan salah satu produk warisan wisata budaya kuliner asli khas Cirebon yang diwariskan nenek moyang dari generasi ke generasi.

Seiring dengan perkembangan jaman, terasi khas cirebon yang menggunakan bahan baku murni dari rebon
( anakan udang ) sangat sulit dijumpai, kalaupun ada, tidak seperti dengan terasi-terasi sebelumnya yang masih murni, alami dan tradisional dalam pembuatannya, dengan menggunakan alu dan lumpang yakni alat penumbuk, yang terbuat dari kayu panjang sebagai penumbuknya, dan lumpang sejenis coet besar yang terbuat dari batu dengan diameter lebih besar dan memiliki lubang cekung  yang menyerupai krucut sebagai tempatnya.

Mulai sulit dan langkanya terasi murni Khas Cirebon disebabkan oleh beberapa faktor  diantaranya:
- Rusaknya ekosistem laut cirebon, akibat pencemaran berdampak pada  sangat sulitnya rebon untuk di dapat yang merupakan  bahan baku utama pembuatan terasi.
- Berkurangnya nelayan yang berprofesi khusus menangkap rebon mengakibatkan jumlah hasil  tangkapan rebon berkurang.
- Tingginya harga rebon mentah baik basah ataupun kering , mengakibatkan nelayan lebih condong untuk menjual rebonnya dari pada menjualnya  dalam bentuk  terasi yang membutuhkan biaya pengolahan, waktu dan tenaga yang tidak sedikit.
- Banyaknya produk terasi terasi dari bahan baku lainnya yang lebih murah mengakibatkan daya saing terasi rebon berkurang  karena relatif lebih mahal.Walaupun lebih bergizi, higenis dan enak dibandingkan terasi-terasi dengan bahan baku lainnya.
- Berkurangnya minat generasi muda dalam mewarisi tradisi budaya membuat terasi rebon  mengakibatkan  jumlah pengrajin terasi rebon berkurang.
- Dan kurangnya bantuan  permodalan, juga merupakan salah satu faktor penyebab langkanya produksi terasi rebon di wilayah Cirebon.

Padahal kalau kita kaji lebih jauh  terasi rebon khas Cirebon memiliki beberapa keistimewaan dan keunggulan dibandingkan dengan jenis-jenis terasi lainnya dengan bahan baku lainnya, diantaranya sebagai berikut.
- Terasi rebon khas cirebon relatif lebih enak, bergizi dan gurih dibandingkan dengan terasi sejenis dengan bahan baku lainnya, karena terasi rebon khas cirebon 100% menggunakan bahan baku asli rebon kering yang menyerupai ebi, bukan udang, ikan atau lain-lainnya.
- Terasi rebon khas cirebon memiliki aroma yang gurih dan tidak begitu menyengat karena menggunakan bahan baku rebon kering ( anakan udang ) tidak seperti terasi terasi lainnya yang memiliki aroma lebih menyengat dan tidak sedap.
- Terasi rebon khas cirebon lebih sehat dan higenis karena tidak menggunakan bahan pengawet buatan, tapi menggunakan pengawetan secara alami yakni melalui proses pengeringan bahan baku,garam, gula,dan minyak sebagai media pelumas kemasan.
- Terasi rebon khas cirebon tidak berbahaya dan mengganggu kesehatan walau dimakan atau digunakan dalam keadaan mentah.  Karena menggunakan metode proses pengawetan yang alami.
- Terasi rebon khas cirebon khampir tidak memiliki kadaluarsa, walau berjamur sekalipun tetap bisa dikonsumsi, malah menambah enak dikonsumsi, karena menggunakan pengawet alami.
- Terasi rebon khas Cirebon mempunyai rasa yang tidak berubah walau disimpan lama,dan yang lebih unik semakin lama terasi rebon khas cirebon disimpan semakin enak rasanya walu berjamur sekalipun dan tidak berbahaya bagi kesehatan karena tidak beracun.

Itulah yang membedakan terasi rebon khas cirebon dengan terasi-terasi lainnya, oleh karena itu sudah menjadi kewajiban kita sebagai generasi muda untuk menjaga dan melestarikan tradisi dan budaya yang diwariskan nenek moyang kita, begitupun budaya kuliner yang ada seperti halnya terasi rebon khas Cirebon.

Oleh karena itu dalam upaya melestarikan budaya kuliner khas Cirebon, khususnya trasi yang memiliki cita rasa yang tinggi dan berkualitas, kami dari generasi-kegenerasi berusaha melestarikan budaya kuliner yang diwariskan nenek moyang kami dengan tetap memproduksi terasi rebon khas Cirebon yang berkualitas dan mempunyai cita rasa yang tinggi.

Jika anda berminat untuk menikmati terasi rebon asli khas Cirebon yang diwariskan resep nenek moyang dari generasi-kegenerasi yang memiliki citarasa tinggi dan berkualitas dapat menghubungi no Hp dibawah ini. Kami jamin anda akan puas, karena produk terasi kami telah nyampai kemancanegara baik sebagai oleh-oleh atau bingkisan walaupun produksi kami dalam sekala kecil karena beberapa faktor diatas yang disebutkan.

TERASI REBON ASLI KHAS CIREBON MIMI ISA
Alamat : Ds. Jadimulya Kc. Gunung Jati Gg. musolah Depan makam kelintang Rt.1 Rw.3 , Kab. Cirebon
Hp. 085295767707 
Harga : Rp. 90.000/kg


SEGA JAMBLANG

Sega Jamblang nama ini berasal dari kata sega (nasi) dan jamblang (nama sebuah kecamatan di Cirebon). Sega jamblang atau nasi jamblang ini memang berasal dari daerah tersebut namun memiliki keunikan dari cara penyajiannna.
Penyajian uniknya yaitu nasi seukuran kepalan tangan dibungkus dengan daun jati. Aroma daun jati membuat nasi terasa pulen dan disamping membuat nasi tetap awet tidak basi walau ditumpuk tertutup.
Lauk pauk khas sebagai teman makan adalah pusu goreng, tempe, sayur tahu, ikan asin (jambal) dan sambal jamblang. Khusus sambal ini dibuat dari cabe merah yang diiris tipis ditambah bumbu khusus dan rasanya sangat enak tidak terlalu pedas.


Asal muasal nasi jamblang berbungkus daun jati ini tidak diketahui jelas sejak kapan. Namun dipopulerkan oleh salah seorang  penjual nasi jamblang yang dikenal dengan nama Mang Dul. Sekarang beliau sudah almarhum dan usaha ini diteruskan oleh keluarganya.
Keunikan sega jamblang  yaitu dalam pelayanan, pengunjung akan ditanya berapa bungkus nasi yang akan dipesan kemudian baru lauk pauk yang dapat secara self service yaitu ambil sendiri sesuai dengan selera dan jumlah.
Bagi yang berselera serba hangat (panas) maka pilihan nasi jamblang ini kurang pas, karena semua yang disajikan dalam suhu suam bahkan dingin.
Demikian sedikit tentang kuliner di Cirebon sega jamblang. Bagi sobat-sobatku yang ingin mencoba menikmati Sega Jamblang di Cirebon jangan lupa ajak aku ya..


EMPAL GENTONG

Empal gentong adalah makanan khas masyarakat Cirebon, jawa barat. Makanan ini mirip dengan gulai(gule) dan dimasak menggunakan kayu bakar (pohon asam) di dalam gentong (periuk tanah liat). Daging yang digunakan adalah usus, babat dan daging sapi ataupun kambing. Empal gentong berasal dari  daerah sekitar di wilayah Kabupaten Cirebon.
Selain menggunakan kayu bakar dan gentong, makanan ini disajikan menggunakan kucai(Chlorella sorokiniana) dan sambal berupa cabai kering giling.

Batik Trusmi

 









Kampung Trusmi adalah pusat industri batik dan wisata kuliner Cirebon terpelihara. Tidak hanya wisatawan lokal yang datang ke kampung ini, tetapi pelancong dari mancanegara seperti Jepang, Amerika, dan Australia.
Kampung Trusmi terletak di Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon, yaitu sekitar 4 km dari Kota Cirebon kearah barat menuju Kota Bandung. Di desa Trusmi dan sekitarnya terdapat lebih dari 3000 tenaga kerja atau pengrajin batik. Tenaga kerja batik tersebut berasal dari beberapa daerah yang ada di sekitar desa Trusmi, seperti dari desa Gamel, Kaliwulu, Wotgali dan Kalitengah.

Sejarah

Kisah membatik desa Trusmi berawal dari peranan Ki Gede Trusmi.Salah seorang pengikut setia Sunan Gunung Jati ini mengajarkan seni membatik sembari menyebarkan Islam. Sampai sekarang, makam Ki Gede masih terawat baik, setiap tahun dilakukan upacara cukup khidmat, upacara Ganti Welit (atap rumput) dan Ganti Sirap setiap empat tahun. Disepanjang jalan utama yang berjarak 1,5 km dari desa Trusmi sampai Panembahan, saat ini banyak kita jumpai puluhan showroom batik. Berbagai papan nama showroom nampak berjejer menghiasi setiap bangunan yang ada di tepi jalan. Munculnya berbagai showroom ini tak lepas dari tingginya minat masyarakat terutama dari luar kota terhadap batik Cirebon.

Batik Trusmi

Batik Trusmi berhasil menjadi ikon batik dalam koleksi kain nasional. Batik Cirebon sendiri termasuk golongan Batik Pesisir, namun juga sebagian batik Cirebon termasuk dalam kelompok batik keraton. Hal ini dikarenakan Cirebon memiliki dua buah keraton yaitu Keratonan Kasepuhan dan Keraton Kanoman, yang konon berdasarkan sejarah dari dua keraton ini muncul beberapa desain batik Cirebonan Klasik yang hingga sekarang masih dikerjakan oleh sebagian masyarakat desa Trusmi diantaranya seperti Mega Mendung, Paksinaga Liman, Patran Keris, Patran Kangkung, Singa Payung, Singa Barong, Banjar Balong, Ayam Alas, Sawat Penganten, Katewono, Gunung Giwur, Simbar Menjangan, Simbar Kendo dan lain-lain.